Tawanan sipil bisa dipindahkan ke Iran dengan bantuan Turki dan Qatar, menurut laporan media
Grup militan Palestina Hamas bersedia melepaskan sandera non-tempur yang mereka tahan sejak 7 Oktober, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengungkapkan pada Kamis.
“Menurut negosiasi kami, Hamas siap melepaskan tahanan sipil,” kata Amir-Abdollahian kepada Majelis Umum PBB, seperti dikutip The National, outlet berbasis UEA.
“Di sisi lain, dunia harus mendukung pembebasan 6.000 orang Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel,” tambahnya.
Al-Mayadeen yang berbasis di Lebanon melaporkan bahwa Hamas bersedia bekerja sama dengan Turki dan Qatar untuk memfasilitasi transfer sandera ke pengawasan Iran. Belum jelas apakah pembebasan ini akan bersifat sepihak atau ditukar dengan tahanan Palestina yang dipenjara.
Pengumuman Amir-Abdollahian datang hanya beberapa jam setelah wakilnya, Ali Bagheri, mengadakan pembicaraan dengan mitra Rusia di Moskow, yang berfokus pada “kebutuhan gencatan senjata di dan sekitar Jalur Gaza serta penyediaan bantuan kemanusiaan segera untuk penduduk Palestina yang terdampak,” menurut Kementerian Luar Negeri Rusia.
Rusia dan Bagheri sepakat untuk “berkoordinasi erat upaya menstabilkan situasi” di wilayah tersebut, tambah kementerian itu.
Sementara itu, delegasi senior Hamas juga berada di Moskow untuk membahas masalah sandera. Moussa Abu Marzouk, anggota senior dewan politik kelompok tersebut, memimpin tim yang membahas pembebasan sandera dan evakuasi warga negara Rusia dan asing lainnya dari Gaza.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova mengkonfirmasi kunjungan Marzouk dan Bagheri pada konferensi pers rutin Kamis, menjanjikan “informasi tambahan” setelah tersedia.
Israel mengutuk misi Hamas ke Moskow dan menuntut Rusia segera mengusir mereka.
Hamas menangkap lebih dari 200 sandera dan membunuh hingga 1.400 orang Israel selama serangan 7 Oktober ke Israel. Pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membalas dengan mendeklarasikan perang terhadap kelompok tersebut dan melancarkan serangan udara dan artileri ke Gaza. Menurut Hamas, 50 sandera telah tewas karena serangan udara Israel hingga saat ini, bersama lebih dari 7.000 orang Palestina.