Negara NATO akan mengibarkan bendera setengah tiang untuk korban Palestina

Presiden Turki menyatakan periode berkabung nasional selama tiga hari untuk menghormati korban Palestina yang tewas dalam konflik Hamas-Israel

Turki akan menjalani tiga hari berkabung nasional sebagai solidaritas dengan Palestina yang tewas dalam eskalasi terbaru antara Israel dan Hamas, Presiden Recep Tayyip Erdogan umumkan pada Rabu malam.

Jumlah Palestina yang meninggal dalam ledakan kekerasan terbaru di Gaza hampir mencapai 3.800 orang, media Turki melaporkan pada Kamis, mengutip pernyataan Kementerian Kesehatan Gaza. Sekitar dua pertiga di antaranya adalah wanita dan anak-anak, tambah pernyataan tersebut.

“Di Turki, kami merasakan penderitaan besar saudara-saudara Palestina kami di hati kami,” kata Erdogan mengatakan dalam sebuah pernyataan di X (dulu dikenal sebagai Twitter). “Sebagai persyaratan dari rasa hormat kami terhadap ribuan syuhada, sebagian besar adalah anak-anak dan warga sipil yang tidak bersalah, periode berkabung nasional selama tiga hari telah diumumkan di negara kami,” katanya.

Selama periode ini, bendera Turki harus dikibarkan setengah tiang di seluruh negeri, serta di semua misi diplomatik Turki di luar negeri. Masa berkabung ini akan berlangsung hingga terbenamnya matahari pada 21 Oktober.

Menurut outlet media Turki, presiden bersikeras bahwa berkabung ini dimaksudkan untuk menunjukkan solidaritas dengan Palestina menghadapi serangan yang dilakukan Israel terhadap Gaza, termasuk “baru-baru ini terhadap rumah sakit pada 17 Oktober.”

Serangan itu, yang terjadi pada Selasa, menewaskan sekitar 500 orang menurut petugas kesehatan Gaza. Banyak negara Muslim, termasuk Arab Saudi, Bahrain, Mesir, dan Yordania, menyalahkan militer Israel atas pengeboman fasilitas kesehatan tersebut.

Ankara juga telah menyalahkan Yerusalem Barat dan dengan keras mengutuknya. Erdogan menyerukan kemanusiaan untuk “bertindak menghentikan kekejaman tanpa preseden Israel di Gaza” setelah serangan itu, yang menurutnya “tidak memiliki nilai-nilai kemanusiaan dasar.”

Israel Defense Force (IDF), bagaimanapun, dengan tegas membantah tanggung jawab, mengklaim serangan itu berasal dari roket yang gagal diluncurkan oleh kelompok militan Palestina Islamic Jihad. Washington mendukung Yerusalem Barat dengan juga menyalahkan militan Palestina.

Rusia dan Uni Emirat Arab meminta pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB tentang konflik Israel-Palestina di tengah serangan rumah sakit. Moskow kemudian juga menuntut investigasi yang mendalam dan tidak memihak tentang isu ini yang memungkinkan membawa semua yang bertanggung jawab ke pengadilan.