PEMBANGUNAN jalur puncak II menjadi salah satu harapan agar terjadi penurunan kemacetan di kawasan Cisarua hingga 50%. Hal itu disampaikan Bupati Bogor Ade Yasin, jika kemacetan menurun maka akan ada efisiensi jarak tempuh sekitar 16%.
"Dengan adanya jalur puncak II, diharapkan ada efisiensi jarak tempuh sekitar 16% dan menurunnya tingkat kemacetan Kawasan Puncak sebesar 50%," kata Bupati Ade saat paparan di hadapan Komisi V DPR RI bersama Bupati Cianjur Herman Suherman di Palm Hills Sentul, Bogor, Kamis (18/3).
Hal itu karena, saat ini, setiap akhir pekan volume kendaraan yang melintasi Kawasan Puncak mencapai 28.000 unit per hari. Padahal, sepanjang 23 kilometer Jalur Gadog-Puncak Pas idealnya hanya menampung 12.000 kendaraan per hari.
Ade Yasin optimistis jalur yang juga disebut sebagai Poros Tengah Timur (PTT) itu dapat berimplikasi positif pada aspek ekonomi, yakni mengangkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di wilayah Timur Kabupaten Bogor.
Baca juga: Pembangunan Jalur Puncak 2 di Cianjur Ternyata Wacana Saja
Kini, ia berharap pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membangun proyek tersebut setelah Pemerintah Provinsi Jawa Barat batal memberikan dukungan pendanaan.
Sementara itu, Komite Percepatan Pembangunan Strategis Kabupaten Bogor Gus Udin menyebutkan Jalur Puncak II nantinya akan memudahkan akses tiga provinsi, yakni Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten.
"Jalur Puncak II selain sebagai solusi kemacetan Kawasan Puncak juga dapat menghidupkan kembali pariwisata di Cianjur yang sekarang sedang terpuruk karena dampak dari kemacetan Puncak," tuturnya.(Ant/OL-5)