KETUA Badan Anggaran (Banggar) DPR RI MH Said Abdullah meminta pemerintah mengkaji ulang pelarangan mudik lebaran dari 6 hingga 17 Mei ini. Menurutnya, keputusan tersebut tidak hanya berfokus pemulihan kesehatan semata, tapi menimbang juga aspek ekonomi.
Misalnya, dia menyebut laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2021, kredit rumah tangga masih mengalami kontraksi -0,4%, bandingkan saat sebelum pandemi, misalnya Februari 2020 pertumbuhan kredit rumah tangga mencapai 6,9%.
"Meminta mengkaji kembali pelarangan mudik selama lebaran. Kajian itu menyangkut durasi mudik dan mekanisme mudik atau pemerintah bisa membatasi pelonggaran mudik dengan batas waktu beberapa hari saja, misalnya 5 hari," jelas Said dalam keterangannya, Senin (5/4).
Politikus PDI Perjuangan itu juga menuturkan, lebaran dengan tradisi mudiknya adalah peristiwa budaya sekaligus ekonomi, terutama di Pulau Jawa yang dinilai berkontribusi 58% produk domestik bruto (PDB).
Baca juga : Pelarangan Mudik Gairahkan Ekonomi Ibu Kota
Kemudian, dikatakan Said, secara ekonomi, mudik mendorong tingkat konsumsi rumah tangga, akan banyak sektor ikutan yang terdampak, misalnya transportasi, hotel, restoran, retail, hingga pedagang eceran. Selama pandemi 2020 kemarin, sektor sektor ini sangat terpukul. Transportasi terkontraksi -15,4%, hotel (penyedia jasa akomodasi) -24,4%, restoran (penyedia jasa makanan) -6,68%.
"Saya juga mengusulkan para pelaku ekonomi, atau sektor sektor yang terkait sebagaimana yang saya sebutkan diatas juga menerapkan protokol kesehatan yang ketat telah dipersiapkan terlebih dahulu oleh satgas covid19 di daerah masing masing, terutama pada area area yang menjadi perlintasan mudik," kata Said.
Namun demikian, Said menuturkan, kegiatan mudik perlu disyaratkan dengan menunjukkan dokumen hasil swab negatif Covid-19 untuk semua orang yang mudik, baik saat datang maupun balik.
"Saya berharap kita bisa menjaga momentum pemulihan kesehatan rakyat akibat pandemi covid19 terus terjaga kearah yang baik. Namun kaca mata kita tidak boleh hanya kaca mata kuda, hanya menimbang pemulihan kesehatan rakyat," pungkas Said. (OL-7)