Memperkuat Civil Society Hal Penting Perangi Radikalisme

 

MEMPERKUAT civil society dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat, khususnya tokoh agama dan tokoh masyarakat menjadi salah satu hal penting dalam memerangi pemahaman dan ideologi menyimpang yang mengarah pada aksi terorisme dan radikalisme. Hal itu diungkapkan Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigjen Akhmad Nurwakhid.

"Setiap orang berpotensi memiliki pemahaman radikal. Disinilah pentingnya ajaran dalam bentuk narasi dari para tokoh masyarakat dan tokoh agama yang mengandung budi pekerti, pembangunan karakter, serta nilai-nilai positif, supaya masyarakat kebal terhadap ancaman pemahaman radikal,” ujar Akhmad, Jumat (2/4).

Terkait pelaku aksi teror di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan dan Mabes Polri, Jakarta yang melibatkan perempuan, Nurwakhid  mengatakan adaanggapan perempuan memiliki perasaan yang lebih sensitif, peka, emosi labil, dan memiliki sikap taat pada suami, cenderung membuat mereka lebih mudah dipengaruhi dan dimanfaatkan teroris laki-laki dalam melakukan aksinya.

Menindaklanjuti persoalan ini, BNPT telah berupaya menanggulanginya, diantaranya dengan membentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) yang sudah dibentuk di 32 Provinsi untuk melakukan sosialisasi kepada generasi muda, termasuk perempuan, dan anak-anak.

"Aksi radikalisme dan terorisme berpotensi ada di setiap individu manusia. Segala bentuk terorisme yang mengatasnamakan agama, sejatinya adalah manipulator agama dan tidak terkait dengan agama apapun. Ini menjadi musuh kita bersama, kita harus bersatu untuk menanggulanginya," jelasnya. (OL-15)